Jumat, 15 Februari 2008

Ecoton Minta TPS Ilegal Ditutup Saja


GRESIK-beritakini.com

Kalangan LSM (lembaga swadaya masyarakat) di Gresik minta agar 2 TPS (tempat penampungan sampah) industri ilegal di Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, ditutup. TPS itu sangat meresahkan masyarakat sekitar dan ditengarai mencemari lingkungan dan berbahaya.

Salah satu LSM yang getol minta 2 TPS illegal itu ditutup adalah Ecoton. Menurut direktur eksekutif LSM Ecoton, Prigi Arisandi, Pemkab Gresik harus bersikap tegas terhadap lokasi pembuangan sampah industri ilegal itu. "Kalau memang legal jelas ada prasyarat yang harus dilalui, misalnya masalah amdalnya atau setidaknya izin HO, minimal UPL dan UKLnya. Saya curiga kalau melihat rentang waktu sekitar 4 tahun pemerintah mendiamkan saja, mustahil mereka tidak tahu. Kita mendesak demi keselamatan lingkungan di sekitar lokasi maupun warga sekitar, lokasi tersebut harus segera ditutup sebelum ada izin resminya," desak Prigi.

Dari hasil penelusuran lembaganya, warga sekitar sebenarnya mengaku juga keberatan dengan keberadaan pembuangan sampah industri tersebut. Selain polusi bau akibat air lindi, terkadang asap pembakaran sampah juga mengganggu warga. "Cuma warga sekitar lokasi sungkan karena ada orang kuat di sekitar bisnis pembuangan sampah tersebut," beber Prigi.

Desakan LSM dan warga agar 2 TPS limbah industri di Kecamatan Kedamean ditutup menuai reaksi kalangan parlemen. Ketua Komisi D DPRD Gresik, Drs H Syafiki MZ MM berharap rencana penutupan TPS tetap harus mempertimbangkan aspek kemanusiaan.

Pasalnya, lebih dari 50 orang pemulung yang nota bene warga setempat menggantungkan hidupnya dengan mencari nafkah di tempat penampungan sampah yang dikelola H Muslimin tersebut. "Saya minta penutupan 2 TPS tetap melihat aspek kemanusiaan, bukan berarti saya tidak setuju dengan rencana penertiban oleh dinas terkait, tapi mohon keberadaan para pemulung ini harus menjadi perhatian dan pertimbangan. Apakah keberadaan tempat penampungan sampah tersebut berpengaruh terhadap kesehatan mereka dan lingkungannya, atau bagaimana ? Hal itu harus menjadi pertimbangan," tarang Syafiki. (hud)

Waduh, Pemkab Tolak Subsidi Listrik Bawean

Gresik-beritakita.com

Pelanggan PLN di pulau Bawean yang tersebar di Kecamatan Sangkapura dan Tambak

minta Pemkab Gresik menyubsidi biaya beban listrik mereka. Sebab, pemakaian listrik mereka tergolong tinggi dan mulai tidak bisa dijangkau. Mereka minta

Pemkab Gresik menyisihkan pendapatan dari sektor Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) untuk subsidi pemakaian listrik di pulau Putri tersebut. "Saya minta Pemkab ikut aktif meringangkan beban pemakaian listrik warga pulau Bawean, misalnya dengan memberikan subsidi diambilkan dari pos PPJU yang perolehannya cukup besar, sehingga PLN tetap bisa melayani warga Bawean," kata toko pemuda Bawean, H Samwil kepada wartawan, kemarin.

Menurutnya, beban hidup masyarakat pulau Bawean, khususnya mereka yang bekerja

sebagai petani makin berat. Sebab, ongkos kebutuhan hidup mereka makin tinggi. Setelah mereka dihadapkan melambungnya harga kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako), mereka juga dihadapkan beban pembayaran pemakaian listrik yang mahal. Kalau kondisi tersebut tidak ada penanganan, maka kehidupan warga pulau Bawen makin terpuruk. "Saya minta kesediaan Pemkab Gresik membantu meringankan biaya beban pemakaian listrik warga Bawean," pinta Samwil, yang juga Ketua DPD PD Kabupaten Gresik ini.

Sayang, usulan Samwil tidak diamini Pemkab Gresik. Kepala Dispenda Pemkab Gresik, Dra Hj Yetty Sri Suparyati MM ketika dikonfirmasi wartawan tidak menyetujui usulan tersebut. "Pelayanan PLN di pulau Bawean itu terus merugi. Seiring itu, pemasukkan ke PAD juga terus merosot. Masak kita diminta memberi subsidi dari pos PPJU, hal itu jelas tidak relevan. Bukankah sudah diketahui, kerugian PLN di Bawean selama ini cukup besar. Padahal, untuk mendapatkan PPJU Pemkab juga keluar dana dari APBD untuk monitoring maupun penertiban PJU liar yang ada,'' terang Yetty.

Menurut Yetty tahun 2007 perolehan PPJU hanya mencapai 97 persen dari target awal sebesar Rp 45,275 miliar, karena terealisasi hanya Rp 44, 190 miliar. Sementara tahun 2008 PAD dari PPJU ditargetkan sebesar Rp 53 miliar.

Pelayanan listrik di Bawean oleh PT PLN sendiri terus merugi hingga Rp 1,2 miliar setiap bulannya. Namun, kondisi tersebut tidak lantas membuat warga Bawean ingin berpaling dari pelayanan perusahaan milik negara tersebut. Termasuk rencana masuknya PT Artho Ageng Energi (AAE), perusahaan listrik swasta yang sudah mendapatkan lampu hijau dari Pemkab, tidak membuat warga Bawean tergoda.

Sementara Manajer PT PLN APJ Gresik, Rusbandi ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, saat ini pelanggan resmi PLN di pulau Bawean mencapai 9600 pelanggan, sementara yang masuk dalam daftar tunggu mencapai 10 ribu orang.

PLN belum bisa melayani daftar tunggu karena keterbatasan pasokan BBM. "Listrik di Bawean saat ini hanya mampu menyala selama 17 jam, mengandalkan mesin genset sebanyak 8 unit dengan kapasitas 3000 KWH, " katanya. (hud)

DPR: Peta Terdampak Harus Direvisi

Surabaya-beritakini.com

Area terdampak bencana lumpur Porong seperti yang tertuang dalam Perpres 14 Tahun 2007 sedapat-dapatnya harus diubah. Ini sangat penting dan mendesak karena kondisi kawasan Siring Barat Kecamatan Porong dan Desa Besuki Kecamatan Jabon cukup memprihatinkan akibat bencana itu.

"Pada kawasan Siring Barat, utamanya di RT 12 RW 2, beberapa rumah muncul semburan gas yang mudah terbakar. Apalagi pihak PT Fergaco Indonesia sebagai tim pemantau gas di kawasan semburan lumpur telah merekomendasi agar Siring Barat dikosongkan," ujar Ario Wijanarko, anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jum'at (15/2).

Ia menambahkan, untuk kawasan Desa Besuki, hingga kini rumah warga masih terendam Lumpur. Akibatnya, warga mengungsi di tenda-tenda di bekas jalan Tol Porong-Gempol Km 40. "Hingga kini kondisi air lumpur yang menggenangi kawasan Besuki belum surut secara signifikan. Bahkan air lumpur yang berkonsentrasi masih diatas lutut orang dewasa," kata Ario.

Ia mengatakan, melihat kondisi di lapangan, kedua kawasan tersebut yakni Desa Siring Barat dan Desa Besuki, sudah tidak layak huni. Contoh di Siring Barat, setiap keretakan yang terjadi di lantai rumah warga dipastikan bisa menyala kalau disulut dengan api. Untuk itu pemerintah diminta melakukan revisi Perpres 14/2007.

"Perpres 14/2007 harus direvisi. Kawasan yang ada di luar peta terdampak harus dimasukkan peta. Apalagi kondisi Siring Barat yang banyak muncul semburan gas," tegas ia usai melihat semburan air bercampur gas dan pasir yang muncul di areal PT Lion Group.

Ario juga meminta, pemerintah maupun BPLS harus secepatnya mengevakuasi beberapa warga utamanya di kawasan Siring Barat RT 12 RW 2. Pemerintah harus segera mengambil langkah cepat karena terkait nyawa. "Pemerintah harus bertanggung jawab dan negara harus melindungi warganya," pintanya. (dar)

Metode Relief Well Diragukan

Surabaya-beritakini.com

Rencana BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) menerapkan kembali metode relief well (pengeboran menyamping), mendapat tanggapan pesimis dari Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Tim yang diantaranya beranggotakan Ir Jaya Laksana dan Prof Made Arya Joni tersebut menilai, sistem relief well sudah basi.

''Sudah berkali-kali diterapkan dan tetap gagal kok, kini dipakai lagi,'' kata Jaya Laksana, kemarin (15/2).

Dia mengatakan, metode relief well sudah diterapkan sebanyak tiga kali sejak dua tahun berselang. Menurutnya, apabila metode tersebut diterapkan kembali maka kondisi lahan yang ada dibawah luapan lumpur sudah tidak mendukung.

''Saya membayangkan seperti apa kondisi lahan yang ada dibawahnya, pasti sudah tidak karuan. Kalau dua tahun lalu mungkin masih bisa dipakai, namun sekarang sudah tidak mendukung lagi, sebenarnya ada apa sih dengan BPLS?,'' katanya.

Menurutnya, dari penerapan relief well sebanyak tiga kali semuanya gagal. Kali ini, relief well bakal kembali diterapkan untuk keempat kali. Hal ini, ujar dia, menandakan BPLS tidak berfikir efektif dan efisien. Tidak efektif lantaran mengulang pekerjaan yang sudah gagal, dan tidak efisien karena biaya untuk pembuatan relief well mencapai miliaran rupiah.

''Kita pesimis dengan metode itu, hanya buang-buang duit. Lho kami sebagai warga negara yang membayar pajak wajib mendapat kepastian hasil penanganan luapan lumpur dong, wong biaya penangananya dari masyarakat termasuk kami-kami ini kok,'' katanya.

Metode Relief Well yang direncanakan BPLS dinilai Tim ITS terlalu dipaksakan. Sebab, metode lain seperti bernouli yang pernah dimunculkan tidak pernah dipakai. Semestinya, kata Jaya, metode bernouli dengan melakukan bendungan berlapis sangat efektif untuk diterapkan.

''Sayangnya kita belum mendapat kepercayaan pemerintah untuk menerapkan sistem tersebut,'' ujarnya.

Sikap pesimis serupa ditunjukan Tim ITS lainya Prof Made Arya Joni. Menurutnya, metode relief well justru bakal menimbulkan masalah baru. Sebab, kata dia, dengan metode pengeboran menyamping kemudian menyumbat pusat semburan maka tekanan akan semakin besar.

''Daya dorong keluar akan semakin besar, inilah yang kemudian akan menimbulkan rekahan disana-sini,'' katanya.

Prof Made juga menilai, kondisi tanah di bawah luapan lumpur sudah tidak memungkinkan untuk penerapan metode relief well. ''Selain tingkat kesuksesan sangat keci, tidak ada yang berani menjamin metode itu berhasil. Jadi hanya buang-buang uang,'' katanya.

Made juga menanyakan komitmen BPLS untuk secepatnya menyelesaikan kasus luapan lumpur Lapindo. Sebab, dengan cara penanganan semacam itu, kata dia, BPLS tidak lagi berkomitmen untuk secepatnya menyelesaikan masalah. (lan)

Kamis, 14 Februari 2008

Kiblat Musala Menyimpang 15 Derajat

Semoga Ustadz senantiasa diberikan petunjuk jalanyanglurus oleh Allah SWT.

Mohon penjelasan mengenai hukum sholat mengahadap qiblat yang salah.

1. Sebagai pengurus DKM bagaimanakah hukumnya apabila mengetahui arah qiblat masjid-nya melenceng jauh (15 derajat) tapi dibiarkan saja.

2. Bagaimana sikap kita pada saat berjamaah pada masjid di atas, apakah tetap mengikuti shaf masjid tersebut atau mengikut keyakinan kita (yg pada saat sholat kebetulan membawa sajadah yang ada kompasnya)

Jazakallah khoiron katsiro

Tri Heru Sulistianto
heroe2810@yahoo.com

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kami menyarankan agar masalah kiblat ini jangan dibiarkan atau didiamkan saja.Sebagai DKM, tugas utamanya tentu saja agar kenyamanan ibadah berjalan dengan baik. Namun kalau urusannya arah kiblat, ini sudah bukan urusan nyaman atau tidak nyaman, tapi urusan sah atau tidak sah. Jadi harus sangat diprioritaskan.

Segera saja panggil petugas yang ahli di bidang pengukuran arah kiblat dan lakukan pembenaran arah itu secepatnya. Tentu dengan bermusyawarah dengan semua pihak yang terkait.

Kalau anda bukan bagian dari DKM, tetap saja tidak ada salahnya bila anda sampaikan masalah ini kepada pengurus masjid secara baik-baik. Agar jangan sampai kesalahan yang ada terus menerus terjadi.

Namun saran kami, masalah seperti ini agak sedikit peka. Anda harus sangat ekstra hati-hati ketika menyampaikan hal ini kepada pengurus masjid. Mungkin tidak ada salahnya anda undang ahlinya dalam masalah ini. Sebab nantinya semua akan dibuktikan lewat pengukuran secara ilmiyah.

Beberapa masjid di Jakarta yang kami tahu telah mengubah arah kiblatnya menjadi benar, karena mereka tahu bahwa ternyata arahnya salah. Kalau tidak mampu mengubah bangunannya, setidaknya sajadah atau karpetnya yang diarahkan sesuai dengan arah kiblat yang benar.

Ukur Sendiri Pakai Google Earth

Kalau mau jadi 'tukang ukur gadungan', bisa saja anda manfaatkan internet. Yah, minimal sekedar untuk panduan awal saja. Tentu tetap harus diukur oleh orang yang profesional.

Caranya begini: anda gunakan google earth. Kalau belum ada, silahkan download saja dulu di erath.google.com. Tenang saja, google earth itu gratis.

Pertama yang harus anda lakukan adalah mencari masjid anda dari atas 'langit', tentu cari dulu kota di mana anda tinggal. Dalam hal ini anda dituntut harus 'melek' peta kota anda.

Setelah ketemu, yang perlu anda lakukan adalah menancapkan penanda di masjid itu. Nama tombolnya Add PlaceMark. Jangan lupa beri namamasjid itu, misalnya 'masjidku'. Maka nanti akan tercatat di sebelah kiri halaman.

Langkah selanjutnya, anda cari kota Makkah. Kali ini lebih mudah, karena di menu sebelah kiri bagian atas sudah ada form untuk melakukan pencarian. Tuliskan kata 'Makkah' dan klik. Maka software itu akanmemutar bola bumi langsung ke arah kota Makkah di Saudi Arabia. Carilah masjid Al-Haram dari 'langit'. Mudah saja kok, karena gedungnya cukup besar dan menarik perhatian.

Sekali lagi tandai masjid itu dengan Add ReplaceMark dan namai masjid Al-Haram. Nama itu seharusnya muncul di menu sebelah kiri di bawah menu 'masjidku' yang sudah anda buat tadi.

Sekarang carilah menu 'ruler' di bagian atas halaman, anda bisa pilih skala besarannya dengan kilometer. Klik menu itu lalu geser mouse tepat di atas masjid Al-Haram, klik dua kali di situ sehingga meninggalkan sebuah titik berwarna hijau. Geser mouse ke menu sebelah kiri dan klik dua kali ke menu masjidku. Maka software itu akan kembali membalik bumi ke arahmasjid anda dengan membawa juga garis lurus berwarna kuning.

Terakhir, klik dua kali tepat di atasmasjidku dan saat itu juga anda bisa lihat apakahmasjid itu menghadap lurus ke Ka'bah atau tidak. Bahkan anda juga bisa tahu berapa jarak tepatnya antara masjid itu dengan masjid Al-Haram. Bahkan dalam ukuran meter dan centimeter.

Ini adalah contoh hasil pengukuran arah dan jarak dari masjid di depan rumah kami ke masjid Al-Haram di Makkah. Garis kuning itu menunjukkan arah masjid sudah benar dan ternyata jaraknya 7.912, 49 km sampai tepat di atas kubahnya.

Tertarik? Mengapa tidak dicoba sekarang?

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

(dikutip dari eramuslim.com)

Rabu, 13 Februari 2008

Empat Cewek di Tulungagung

Nala (kiri), Lia, Endra, dan Vella (kanan)

Tiga anakku

Masita Luthfi Velayaty Pamuji (paling besar), Kamilia Iftinanjati Pamuji (anak nomor 2) dan Kanaka Deshi Nilakandi Pamuji (paling kecil). foto:eko pamuji